Tuesday 24 November 2009

LIPI Siapkan Pusat Riset Bertaraf Internasional

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyiapkan pusat riset unggulan bertaraf internasional yang disebut "International Centre for interdisciplinary and advanced research" (ICIAR).

"LIPI akan meluncurkan ICIAR pada Rabu 25 November 2009," kata Deputi Jasa Ilmiah LIPI Prof Dr Jan Sopaheluwakan melalui keterangan pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Jan menjelaskan, ICIAR adalah sebuah inisiatif strategis baru LIPI guna mengembangkan kerjasama riset bersifat lintas bidang ilmu yang melibatkan sekitar 70 orang profesor riset LIPI serta peneliti senior dari lembaga riset mancanegara dan para profesor serta dosen senior perguruan tingi di dalam dan luar negeri.

"ICIAR juga dimaksudkan untuk mendidik dan melatih ilmuwan/peneliti muda mengenai teknik-teknik, metode dan seni melakukan riset lanjut bersifat lintas bidang ilmu melalui proyek kerjasama dibawah bimbingan bersama para profesor dan peneliti senior," katanya.

Ia menambahkan, belakangan ini telah terjadi kecenderungan perguruan tinggi baik di dalam maupun luar negeri yang beralih dari sekedar fungsi mendidik menjadi unggul dalam bidang riset.

Hal itu bertujuan untuk memberikan kualitas pendidikan yang lebih baik bagi para mahasiswanya melalui kegiatan riset guna menghasilkan pengetahuan baru dan produk riset lainnya.

Namun, karena fasilitas yang dimiliki lembaga riset secara umum lebih baik dan lengkap dibanding yang dimiliki perguruan tinggi maka kerjasama riset, pendidikan dan pelatihan diharapkan akan mampu merespon kecenderungan tersebut.

"Selain merespon kecenderungan tersebut ICIAR diharapkan dapat menjadi jawaban terhadap berbagai permasalahan bangas sekaligus menghasilkan generasi baru ilmuwan atau peneliti yang andal," katanya.

Ia juga mengatakan, fokus utama dari ICIAR adalah "Keamanan Lingkungan dan Manusia" dengan enam bidang riset yang berkaitan satu sama lain.

"Enam bidang riset tersebut yakni pertama pengelolaan resiko bencana alam, yang kedua ketahanan masyarakat pantai, ketiga biogeodinamika dan lingkungan yang berkelanjutan, keempat pangan, kesehatan dan biomedika, kelima pengelolaan konflik dan krisis dan kajian antar budaya dan keenam material lanjut ramah lingkungan," katanya.


sumber : http://id.news.yahoo.com/antr/20091124/tpl-lipi-siapkan-pusat-riset-bertaraf-in-cc08abe.html



Thursday 19 November 2009

Foto foto obat pusing














Enter only apa do not enter? Do not enter only? Hihihi... berarti "Jangan cuma masuk aja". Kalo udah masuk mesti keluar juga nih....




Lucu, tapi bikin jijay dikit. Dispenser sabun kok bentuknya kayak gini, duh kayak liat anak kecil ingusan.....



Tau Aja Kalo Gue Jelek Banget



Barang Bajakan, Merk Tukeran Huruf Doang
Lagi-lagi barang bajakan, tapi yg ini lucu juga. Huruf "C" sama huruf "G"-nya ganti posisi.



Dilema, Antara Darurat Dan Takut Dicolong
Nggak mau dicolong... alat pemadam api ini malah dikandangin, digembok lagi. Tapi kalo ada kebakaran gimana ya? Yang pasti repot nyariin kunci gemboknya.


ada lagi lainnya :D


cape curhat:



cilok teraneh:



harlay davidson:





mau poto?:



dilarang varkir:


pery imfortan verson:


salon sadis:


ribet:


ply oper:


sendal conferse:


rambutnya mau di blaw mas?:


bule tetep gak ngerti:


saya pesen cuklit:


salah judul:


soal biologi yang fatal:


toilet kejam:


anak durhaka:


pacarnya mini mos:


dia suka(danau) payudara:


sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2744956



Wednesday 18 November 2009

Roket RX-420 & CN-235 Militer: Getarkan Australia, Singapura dan Malaysia

Meski sudah berlangsung 2 pekan yang lalu, peluncuran roket RX-420 Lapan ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan jadi buah bibir di Indonesia yang lebih senang ceritera Pilpres, tetapi di Australia, Singapura dan tentu saja di negara tetangga yang suka siksa TKI dan muter-muterin Ambalat yakni Malaysia.

RX-420
:

Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat memberikan daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara. Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia. Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan sendiri di dalam negeri, termasuk software. Hanya komponen subsistem mikroprosesor yang masih diimpor. Anggaran yang dikeluarkan untuk peluncurannya pun 'cuma' Rp 1 milyar. Kalah jauh dengan yang dikorupsi para anggota DPR untuk traveller checks pemenangan Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur BI yang lebih dari Rp. 50 milyar. Apalagi kalau dibandingkan dengan korupsi BLBI yang lebih dari Rp. 700 trilyun.

Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura dan Malaysia? Karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan satelit Indonesia bernama Nano Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik. Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. Indonesia dengan demikian akan masuk member "Asian Satellite Club" bersama Cina, Korea Utara, India dan Iran.

Nah kekhawatiran Australia, Singapura dan Malaysia ini masuk akal, bukan? Kalau saja Indonesia mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan damai atau keperluan macam-macam tergantung kesepakatan rakyat Indonesia. Maka otomatis pekerjaan ecek-ecek bagi Indonesia untuk mampu meluncurkan roket sejauh 190 km untuk keperluan militer bakal sangat mengancam mereka sekarang ini pun juga!!! Kalau tempat peluncurannya ditempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia. Dan kalau ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur, maka si OKB Malaysia tak akan pernah berpikir ngerampok Ambalat. Akan hal Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari utara yakni Indonesia itu memang bukan sekedar mitos tetapi sungguh ancaman nyata di masa depan dekat.

CN-235 versi militer:

Rupanya Australia, Singapura dan Malaysia sudah lama 'nyaho' kehebatan insinyur-insinyur Indonesia. Buktinya? Tidak hanya gentar dengan roket RX-420 Lapan tetapi mereka sekarang sedang mencermati pengembangan lebih jauh dari CN235 versi Militer buatan PT. DI. Juga mencermati perkembangan PT. PAL yang sudah siap dan mampu membuat kapal selam asal dapat kepercayaan penuh dan dukungan dana dari pemerintah..

Kalau para ekonom Indonesia antek-antek World Bank dan IMF menyebut pesawat-pesawat buatan PT. DI ini terlalu mahal dan menyedot investasi terlalu banyak ('cuma' Rp. 30 trilun untuk infrastruktur total, SDM dan lain-lain) dan hanya jadi mainannya BJ Habibie. Tetapi mengapa Korea Selatan dan Turki mengaguminya setengah mati? Turki dan Korsel adalah pemakai setia CN 235 terutama versi militer sebagai yang terbaik di kelasnya. Inovasi 40 insinyur-insinyur Indonesia pada CN 235 versi militer ini adalah penambahan persenjataan lengkap seperti rudal dan teknologi radar yang dapat mendeteksi dan melumpuhkan kapal selam. Jadi kalau mengawal Ambalat cukup ditambah satu saja CN235 versi militer (disamping armada TNI AL dan pasukan Marinir yang ada) untuk mengusir kapal selam dan kapal perang Malaysia lainnya.

Nah, jadi musuh yang sebenarnya ada di Indonesia sendiri. Yakni watak orang Indonesia yang tidak mau melihat orang Indonesia sendiri berhasil. Karya insinyur-insinyur Indonesia yang hebat dalam membuat alutsista dibilangin orang Indonesia sendiri terutama para ekonom pro Amerika Serikat dan Eropa: "Mending beli langsung dari Amerika Serikat dan Eropa karena harganya lebih murah". Mereka tidak berpikir jauh ke depan bagaimana Indonesia akan terus tergantung di bidang teknologi, Indonesia hanya akan menjadi konsumen teknologi dengan membayarnya sangat mahal terus menerus sampai kiamat tiba.Kalau ada kekurangan yang terjadi dengan industri karya bangsa sendiri, harus dinilai lebih fair dan segera diperbaiki bersama-sama. Misalnya para ahli pemasaran atau sarjana-sarjana ekonomi harus diikutsertakan dalam team work. Sehingga insinyur-insinyur itu tidak hanya pinter produksi sebuah pesawat tetapi setidaknya tahu bagaimana menjual sebuah pesawat itu berbeda dengan menjual sebuah Honda Jazz. Kalau ada kendala dalam pengadaan Kredit Ekspor sebagai salah satu bentuk pembayaran, tolong dipecahkan dan didukung oleh dunia perbankan, agar jualan produk sendiri bisa optimal karena akan menarik bagi calon pembeli asing yang tak bisa bayar cash.

hidup INDONESIAKU

sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2202592

Skuad Timnas Indonesia U-19

Dimas Galih Pratama
S.A.D. Indonesia U-18
Dimas Galih Pratama
Tanggal Lahir:23 Nov 1992
Tempat Lahir:Surabaya
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:179 cm.
Berat:62 Kg.
Peranan:Goalkeeper
Nomor Punggung: 1
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Tri Windu Anggono
S.A.D. Indonesia U-18
Tri Windu Anggono
Tanggal Lahir:28 Agu 1992
Tempat Lahir:Surabaya
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:169 cm.
Berat:73 Kg.
Peranan:Goalkeeper
Nomor Punggung: 12
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Yoewanto Stya Beny
S.A.D. Indonesia U-18
Yoewanto Stya Beny
Tanggal Lahir:3 Apr 1993
Tempat Lahir:Jawa Timur
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:173 cm.
Berat:64 Kg.
Peranan:Goalkeeper
Nomor Punggung: 23
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Yericho Christiantoko
S.A.D. Indonesia U-18
Yericho Christiantoko
Tanggal Lahir:14 Jan 1992
Tempat Lahir:Surabaya
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:167 cm.
Berat:60 Kg.
Peranan:Defender
Nomor Punggung: 2
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Imam Agus Faizal
S.A.D. Indonesia U-18
Imam Agus Faizal
Tanggal Lahir:6 Feb 1992
Tempat Lahir:Semarang
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:173 cm.
Berat:60 Kg.
Peranan:Defender
Nomor Punggung: 3
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Alfin Ismail Tuasalamony
S.A.D. Indonesia U-18
Alfin Ismail Tuasalamony
Tanggal Lahir:13 Nov 1992
Tempat Lahir:Maluku
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:171 cm.
Berat:50 Kg.
Peranan:Defender
Nomor Punggung: 4
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Reffa Arvindo Badherun Money
S.A.D. Indonesia U-18
Reffa Arvindo Badherun Money
Tanggal Lahir:21 Jan 1992
Tempat Lahir:Jakarta
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:176 cm.
Berat:63 Kg.
Peranan:Defender
Nomor Punggung: 5
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



      Ferdiansyah
S.A.D. Indonesia U-18
Ferdiansyah
Tanggal Lahir:28 Feb 1992
Tempat Lahir:Jakarta
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:168 cm.
Berat:63 Kg.
Peranan:Defender
Nomor Punggung: 6
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Taji Prashetio
S.A.D. Indonesia U-18
Taji Prashetio
Tanggal Lahir:2 Agu 1992
Tempat Lahir:Jakarta
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:169 cm.
Berat:58 Kg.
Peranan:Defender
Nomor Punggung: 14
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Sedek Sanaky
S.A.D. Indonesia U-18
Sedek Sanaky
Tanggal Lahir:6 Apr 1993
Tempat Lahir:Maluku
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:165 cm.
Berat:50 Kg.
Peranan:Defender
Nomor Punggung: 27
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Mokhamad Syaifuddin
S.A.D. Indonesia U-18
Mokhamad Syaifuddin
Tanggal Lahir:9 Agu 1992
Tempat Lahir:Jawa Timur
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:174 cm.
Berat:69 Kg.
Peranan:Defender
Nomor Punggung: 28
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Feri Firmansyah
S.A.D. Indonesia U-18
Feri Firmansyah
Tanggal Lahir:21 Mei 1992
Tempat Lahir:Surabaya
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:171 cm.
Berat:62 Kg.
Peranan:Midfielder
Nomor Punggung: 8
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18




Ismail Marzuki
S.A.D. Indonesia U-18
Ismail Marzuki
Tanggal Lahir:12 Jul 1992
Tempat Lahir:Jawa Timur
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:168 cm.
Berat:55 Kg.
Peranan:Midfielder
Nomor Punggung: 13
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Mochammad Zainal Haq
S.A.D. Indonesia U-18
Mochammad Zainal Haq
Tanggal Lahir:5 Apr 1992
Tempat Lahir:Jakarta
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:172 cm.
Berat:68 Kg.
Peranan:Midfielder
Nomor Punggung: 15
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Abdul Rahman Lestaluhu
S.A.D. Indonesia U-18
Abdul Rahman Lestaluhu
Tanggal Lahir:22 Agu 1993
Tempat Lahir:Maluku
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:167 cm.
Berat:45 Kg.
Peranan:Midfielder
Nomor Punggung: 16
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Ridwan Awaludin
S.A.D. Indonesia U-18
Ridwan Awaludin
Tanggal Lahir:10 Okt 1992
Tempat Lahir:Banten
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:166 cm.
Berat:54 Kg.
Peranan:Midfielder
Nomor Punggung: 17
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Rinaldi Gunapradiptha
S.A.D. Indonesia U-18
Rinaldi Gunapradiptha
Tanggal Lahir:21 Mei 1993
Tempat Lahir:Jakarta
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:162 cm.
Berat:57 Kg.
Peranan:Midfielder
Nomor Punggung: 18
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Rizky Ahmad Sanjaya Pellu
S.A.D. Indonesia U-18
Rizky Ahmad Sanjaya Pellu
Tanggal Lahir:26 Jun 1992
Tempat Lahir:Maluku
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:173 cm.
Berat:58 Kg.
Peranan:Midfielder
Nomor Punggung: 25
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Yandi Sofyan Munawar
S.A.D. Indonesia U-18
Yandi Sofyan Munawar
Tanggal Lahir:25 Mei 1992
Tempat Lahir:Jakarta
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:172 cm.
Berat:66 Kg.
Peranan:Striker
Nomor Punggung: 9
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Syamsir Alam
S.A.D. Indonesia U-18
Syamsir Alam
Tanggal Lahir:6 Jul 1992
Tempat Lahir:Jakarta
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:174 cm.
Berat:57 Kg.
Peranan:Striker
Nomor Punggung: 10
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Alan Martha
S.A.D. Indonesia U-18
Alan Martha
Tanggal Lahir:22 Jul 1992
Tempat Lahir:Sumatera Barat
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:157 cm.
Berat:51 Kg.
Peranan:Striker
Nomor Punggung: 11
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Novri Setiawan
S.A.D. Indonesia U-18
Novri Setiawan
Tanggal Lahir:11 Nov 1993
Tempat Lahir:Sumatera Barat
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:166 cm.
Berat:54 Kg.
Peranan:Striker
Nomor Punggung: 19
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Syaiful Bachri Ohorella
S.A.D. Indonesia U-18
Syaiful Bachri Ohorella
Tanggal Lahir:1 Jan 1992
Tempat Lahir:Maluku
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:165 cm.
Berat:58 Kg.
Peranan:Striker
Nomor Punggung: 20
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Vava Mario Yagalo
S.A.D. Indonesia U-18
Vava Mario Yagalo
Tanggal Lahir:21 Apr 1993
Tempat Lahir:Jawa Timur
Warga Negara:Indonesia
Tinggi:180 cm.
Berat:62 Kg.
Peranan:Striker
Nomor Punggung: 21
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18



Cesar Payovich Perez
S.A.D. Indonesia U-18
Cesar Payovich Perez
Warga Negara:Uruguay
Peranan:Manager/Coach
Nomor Punggung: -
Tim Nasional: S.A.D. Indonesia U-18


Info Tim

S.A.D. Indonesia U-18

Berdiri: 1930

Alamat: Main Stadium Gelora Bung Karno Gate X-XI Senayan Indonesia

Telpon: (62) 21 570 4762

Ketua: Drs. H.A.M Nurdin Halid

Direktur: Nugraha Besoes, SE (General Secretary)

Stadion: Gelora Bung Karno

Sejarah

SAD Indonesia, Cita-Cita Anak Negeri Tampil Di Pentas Dunia
Cita-cita menyaksikan anak negeri tampil di pentas sepakbola dunia terus hidup dari masa ke masa.


Prestasi terakhir timnas Indonesia yang dapat dibanggakan adalah medali emas SEA Games Manila 1991. Saat itu, trio pelatih Anatoly Polosin, Vladimir Urin, dan Danurwindo menerapkan sistem pelatnas jangka panjang berupa latihan fisik yang berat bagi para anggota skuad timnas. Pelatnas yang dilakukan selama beberapa bulan itu banyak diserang kritik, namun akhirnya semua bungkam saat medali emas dikalungkan ke leher kapten Ferril Raymond Hattu.

Model pelatnas jangka panjang juga sudah dikenal pada era Tony Pogacnik. Menjelang Asian Games 1962, dibentuk dua tim, Indonesia Banteng dan Indonesia Garuda, yang bermaterikan para pemain senior dan pemain muda. Kompetisi yang terbangun di antara kedua tim dipercaya menghasilkan pemain berkualitas terbaik yang akan membawa Indonesia berjuang merebut medali emas cabang sepakbola dalam pesta olahraga terbesar Asia itu.

Bisa dibilang, pelatnas jangka panjang adalah metode utama yang digunakan untuk membentuk timnas yang tangguh. Contoh terakhir adalah pelatnas yang dijalankan Ivan Kolev menjelang Piala Asia 2007, sehingga menghentikan kompetisi Liga Indonesia selama tiga bulan penuh.

Pada awal 1980-an, muncul terobosan dari Ketua Umum PSSI Ali Sadikin dengan mengirimkan timnas berlatih ke Brasil. Pilihan ditempuh karena timnas Merah-Putih mulai kering prestasi, terakhir menjuarai Piala Anniversary di Jakarta, 1972. Tim dikenal dengan nama Indonesia Binatama. Proyek ini sempat berjalan selama enam bulan. Akibat bermasalah dengan kualitas pelatih, proyek dihentikan.

Ide pengiriman tim berlatih ke luar negeri kembali tercetus pada era kepemimpinan Azwar Anas, pertengahan 1990-an. Demi cita-cita tampil di pentas dunia pada 2002, Indonesia mengirimkan tim untuk mengikuti kompetisi di Italia. Bedanya, kali ini tim yang dikirimkan adalah tim yunior. Kelak tim tersebut dikenal dengan nama kompetisi U-19 yang mereka ikuti, Indonesia "Primavera".

Proyek tersebut diulangi setahun kemudian dengan mengirimkan tim mengikuti kompetisi U-16, dan tentu saja dikenal masyarakat dengan nama Indonesia "Barretti". Setali tiga uang dengan proyek Brasil, generasi Primavera dan Barretti gagal membuahkan prestasi yang gemilang.

Cita-cita menyaksikan anak negeri bermain di pentas sepakbola dunia ternyata terus hidup sepanjang masa. Pada 25 Januari 2008, dikirim 25 pemain timnas Indonesia U-16 untuk mengikuti kompetisi taruna Quinta Division di Uruguay. Proyek tersebut direncanakan berlangsung selama empat tahun. Di Uruguay, tim muda Indonesia akan dilatih Cesar Payovich Perez dan asisten Jorge Anon. Seperti yang dikutip dari Sinar Harapan, proyek menelan dana Rp12,5 miliar per tahun dan bertujuan mencetak pemain Indonesia yang berkualitas, bukan sebuah tim seperti generasi Primavera dan Barretti terdahulu.

Soal pendidikan yang menjadi hak dari para pemain muda tersebut, Ketua BTN Rahim Soekasah berjanji akan mendaftarkan mereka ke Sekolah Ragunan dan pendidikan akademik dilakukan dengan sistem modul.

Tim juga direncanakan berujicoba keliling Asia pada Juli 2008, saat kompetisi sedang libur, dan diakhiri dengan bertanding di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Namun, rencana tersebut tidak kesampaian. Bahkan untuk mengikuti Piala Asia U-16 di Uzbekistan, akhir tahun silam, alih-alih mengirimkan tim dari Uruguay, PSSI memutuskan mengirim tim hasil seleksi lokal.

Pada tahun pertama, "SAD" [kependekan dari Sociedad Anonima Deportiva -- secara harfiah berarti "korporasi olahraga"] Indonesia mengikuti kompetisi mulai Maret hingga November 2008. Selama kompetisi tersebut, SAD Indonesia bertanding 23 kali, dengan rekor enam kemenangan dan sisanya kalah. Berkat hasil tersebut, tim masa depan Merah-Putih berada di posisi ke-19 klasemen akhir Quinta Division. Klub tangguh Uruguay, Danubio, menjuarai kompetisi.

Ketika masa kompetisi usai, tim pulang ke Indonesia beserta pelatih Cesar. Sambil beristirahat dan menjalankan program pribadi, Cesar berkeliling Indonesia untuk mencari pemain baru yang akan disertakan dalam tim tahun kedua. Seleksi dilakukan dan hasilnya tujuh pemain baru tampil menggantikan para pemain yang tercoret.

Kompetisi tahun kedua sudah berjalan dan sementara tulisan ini dibuat, SAD Indonesia sudah bertanding sebanyak lima kali dan mencatat rekor satu kemenangan, satu kali imbang, tiga kekalahan, serta selisih gol 6-5. Tim akan dipersiapkan tampil pada babak kualifikasi Grup F Piala Asia U-19 di Jakarta. Indonesia bergabung bersama Australia, Jepang, Singapura, Cina Taipei, dan Hong Kong.

Masih panjang jalan generasi Uruguay ini untuk menjadi pemain yang bisa dibanggakan Indonesia. Dan, meski harus terus menunggu, harapan tetap akan tumbuh...

Anggota Tim Tahun Pertama:
Kiper: Alwi Syahrul Karim, Tri Windu Anggono, Dimas Galih Pratama.
Bek: Taji Prashetio, Reza Inas Setiarachman, Yericho Christiantoko, Imam Agus Faisal, Reffa Arvindo Badherun Money, Sutanto, Ferdiansyah, Alfin Ismail Tuasalamony.
Gelandang: Mochammad Zainal Haq, Ridwan Awaludin, Davitra, Feri Firmansyah, Finky Pasamba, Lutfi Hidayat, Ismail Marzuki, Mochammad Chairudin.
Penyerang: Novri Setiawan, Alan Martha, Burhanudin Bayu Saputra, Yandi Sofyan Munawar, Sahlan Sodik, Syamsir Alam.

Anggota Tim Tahun Kedua:
Kiper:
Tri Windu Anggono, Dimas Galih, Beny Stya Yoewanto.
Bek: Yericho Christiantoko, Reffa Arvindo Badherun Money, Mokhamad Syaifudin, Sedek Sanaky, Alfin Tuasalamony, Ferdiansyah, Taji Prashetio, Imam Agus Faisal.
Gelandang: Mochamad Zainal Haq, Feri Firmansyah, Ismail Marzuki, Rizky Ahmad Sanjaya Pellu, Abdul Rahman Lestaluhu, Rinaldi Gunapradiptha, Ridwan Awaludin.
Penyerang: Sahlan Sodik, Vava Mario Yagalo, Syaiful Bachri Ohorella, Syamsir Alam, Alan Martha, Novri Setiawan, Yandi Sofyan Munawar.
[*dicetak miring: pemain baru]

Catatan Prestasi

  • Juara Torneo De Honor 2009 di Uruguay.
  • Babak 16 Besar Punta Cup 2009 di Uruguay.
sumber : www.goal.com