Dikisahkan, Bharatayuddha diawali dengan pengangkatan senapati agung  atau pimpinan perang kedua belah pihak. Pihak Pandawa mengangkat Resi  Seta sebagai pimpinan perang dengan pendamping di sayap kanan Arya Utara  dan sayap kiri Arya Wratsangka. Ketiganya terkenal ketangguhannya dan  berasal dari Kerajaan Wirata yang mendukung Pandawa. Pandawa menggunakan  siasat perang Brajatikswa yang berarti senjata tajam. Sementara di  pihak Kurawa mengangkat Bisma (Resi Bisma) sebagai pimpinan perang  dengan pendamping Pendeta Drona dan prabu Salya, raja kerajaan Mandaraka  yang mendukung Korawa. Bisma menggunakan siasat Wukirjaladri yang  berarti "gunung samudra."
Pasukan dari  negara-negara baik yang mendukung Pandawa maupun yang mendukung Kurawa  telah berdatangan di Tegal Kurusetra. Mereka telah mendirikan  perkemahan-perkemah an.Malam ini mereka mulai berjaga jaga, karena esok  hari Perang Barata Yuda, akan dimulai. Hati dan perasaaan mulai  bergetar, mengapa harus berperang, yang akan mengorbankan banyak orang  tewas, mengapa tidak memilih damai, berdasar 
kan pembagian tanah Astina yang telah  dibagi secara adil  oleh Resi Bisma waktu itu,  Kembalikanlah Indraprasta ke Pandawa. Perda maian telah diajukan kepada  Kurawa, namun ditolak.Besok pagi Bisma menjadi Panglima Perang Kurawa  melawan Pandawa. Sementara itu Prabu Sri Bathara Kresna meminta Pandawa  bersiap-siap memasuki 
medan  laga Kurusetra. Seta ditun juk menjadi Senapati perang Pandawa. Sedang 
kan kedua adiknya Utara memimpin pasu 
kan disayap  kanan dan Wratsangka pendamping kiri, memimpin pasukan  disayap kiri. Matahari mulai bersinar, suara sangkakala menyayat nya  yat. Bergetar jiwa dan raga. Semua  prajurit bersi  ap berperang. Kedua belah pihak telah mengatur strategi perang.Resi  Bisma telah memasuki me dan laga dan melayangkan beberapa senjata pada  Perajurit Pandawa. Arjuna menangkis serangan senjata Bisma.Sementera itu  kereta perang Bisma melaju cepat ketengah prajurit Pandawa. Resi Bisma  bertemu dengan Abimanyu, dimintanya Abimanyu mundur saja, karena masih  terlalu muda. Kereta Perang Resi Bisma bertemu dengan kereta perang  Arjuna, yang di saisi Prabu Kresna.Resi Bisma memberi pesan agar Prabu  Kresna memerintahkan Srikandi maju ke medan laga, Srikandi lah  orang yang bisa menghantarkan kematian Resi Bisma.  Sementara kereta perang Prabu Salya mengawal kereta perang Resi Bisma  dari arah kiri. Sedangkan disebelah kanan kereta perang Resi Bisma  disebelah kanan adalah Kereta perang Pandita Durna.Sementara itu Arjuna  kehilangan daya juang, melihat senapati Astina adalah kakeknya yang  sangat disayangi, Sejak masih kecil kakek Bisma menyayanginya. Disnilah  timbul dialog antara Arjuna dan Prabu Kresna.Untuk menggugah kembali  semangat Arjuna.Dialog ini dikenal dengan Bagawad  Gita.
Balatentara Korawa menyerang laksana  gelombang lautan yang menggulung-gulung, sedang pasukan Pandawa yang  dipimpin Resi Seta menyerang dengan dahsyat seperti senjata yang menusuk  langsung ke pusat kematian. Sementara itu Rukmarata, putra Prabu Salya  datang ke Kurukshetra untuk menonton jalannya perang. Meski bukan  anggota pasukan perang, dan berada di luar garis peperangan, ia telah  melanggar aturan perang, dengan bermaksud membunuh Resi Seta, Pimpinan  Perang Pandawa. Rukmarata memanah Resi Seta namun panahnya tidak melukai  sasaran. Setelah melihat siapa yang memanahnya, yakni seorang pangeran  muda yang berada di dalam kereta di luar garis pertempuran, Resi Seta  kemudian mendesak pasukan lawan ke arah Rukmarata. Setelah kereta  Rukmarata berada di tengah pertempuran, Resi Seta segera menghantam  dengan gada (pemukul) Kyai Pecatnyawa, hingga hancur berkeping-keping.  Rukmarata, putera mahkota Mandaraka tewas seketika.
 Kereta perang Resi  Bisma bertemu Senapati Pandawa,  Seta. Terjadilah  adu panah antara Seta melawan Resi Bisma. Namun walaupun Bisma sudah  berusia lanjut, ia masih lincah memainkan panah dan pedangnya. Keduanya  masih berim bang. Sementara itu Werkudara dengan gadanya menyambar  nyambar kepala Para Kurawa,  Arjuna dengan  panahnya melesat ke semua arah penjuru musuh,dan Nakula serta Sadewa  membabat Kurawa dengan pedang kembarnya. Gatut kaca menyambar  Nyambar-nyambar lawannya dari angkasa. Para Kurawa banyak yang  ketakutan dengan kegesitan para Pandawa. Sementara Putera Wirata, Utara  sebagai pendamping Senapati sayap Kanan dan Wratsangka disayap kiri  terus melaju ketengah medan  pertempuran. Resi Bisma merasa mulai terdesak. Resi Bisma meninggalkan medan laga. Resi Seta  mengejarnya.Resi Bisma berlari ke Sungai Gangga dan masuk kedalam  Sungai Gangga menemui ibunya. Resi Bisma pamit mati pada ibunya, Dewi  Gangga merasa sedih, karena seingatnya Resi Bisma, yang sewaktu muda  bernama Dewabrata, sampai sekarang hidupnya tidak pernah bahagia, Bisma  mestinya yang ber tahta di Astina menggantikan ayahnya. Dewi Gangga  memberikan cundrik. Resi Bisma berpamitan dan keluar dari sungai Gangga,  ternyata di luar sudah ditunggu Seta. Resi Bisma meloncat dan menusukan  cundrik di dada Seta, yang membuat Seta Gugur.
Dalam  peperangan tersebut Arya Utara gugur di tangan Prabu Salya sedangkan  Arya Wratsangka tewas oleh Pendeta Drona. Bisma dengan bersenjatakan Aji  Nagakruraya, Aji Dahana, busur Naracabala, Panah kyai Cundarawa, serta  senjata Kyai Salukat berhadapan dengan Resi Seta yang bersenjata gada  Kyai Lukitapati, pengantar kematian bagi yang mendekatinya. Pertarungan  keduanya dikisahkan sangat seimbang dan seru, hingga akhirnya Bisma  dapat menewaskan Resi Seta. Bharatayuddha babak pertama diakhiri dengan  sukacita pihak Korawa karena kematian pimpinan perang Pandawa.
sumber  
 
No comments:
Post a Comment