Wednesday 5 May 2010

Leopard 2 Main Battle Tank

Designation: Krauss-Maffei Wegmann Leopard 2
Classification Type: Main Battle Tank
Contractor: Krauss-Maffei Wegmann, Munich, Germany
Country of Origin: Germany
Initial Year of Service: 1979
Number Built: Not Available


gambar
Leopard 2, tak diragukan lagi, adalah salah satu tank tersukses dari generasi terakhir MBT, dengan lebih dari 3.200 unit telah diproduksi. Leopard 2 sekarang beroperasi untuk Austria, Denmark, Germany, Netherlands, Norway, Switzerland, Sweden dan Spanyol. AD Finlandia membeli 124 dan AD Polandia membeli 128 tank Leopard 2A4 bekas pakai dari Jerman.

Pada Maret 2003 AD Yunani memesan 170 Leopard 2 HEL (versi dari Leopard 2A6EX), untuk dikirim antara 2006 hingga 2009. 30 tank pertama dirakit oleh KMW, sisanya oleh ELBO, Yunani. Tank produksi lokal pertama dikirim pada Oktober 2006. Pada Agustus 2005, Yunani memesan 183 Leopard 2A4 dan 150 Leopard 1A5 bekas pakai Jerman. Pada November 2005, sebuah perjanjian ditandatangani untuk penjualan 298 Leopard 2A4 untuk Turki. Pengiriman dijadwalkan pada awal 2006-2007.

AD Jerman mengupgrade 225 2A5 menjadi konfigurasi 2A6, yang hasil pertamanya selesai pada Maret 2001. AD Belanda juga mengupgrade 180 2A5 menjadi 2A6, hasil pertamanya beroperasi pada Februari 2003.

Spanyol memesan 219 Leopard 2E (Versi dari 2A6 dengan proteksi lapis baja yang lebih besar), 16 tank recovery (CREC) dan 4 kendaraan training. 30 tank pertama dibuat oleh KMW dan sisanya dilisensikan untuk dibuat di Spanyol oleh General Dynamics, Santa Barbara Sistemas (GDSBS). Tank pertama diserahkan ke AD Spanyol pada Juni 2004 dan pengiriman akan selesai pada 2008. Varian lain adalah Leopard 2(S) yang mempunyai sistem kendali dan komando baru dan sistem lapis baja pasif baru. 120 Leopard 2(S) telah dikirim ke AD Swedia pada Maret 2002.
Pada Maret 2006, Chili menandatangani kontrak akuisisi 118 tank Leopard 2 dari AD Jerman. Paket akuisisi ini terdiri dari 93 Leopard 2A4 yang diperbarui bersama dengan 25 spare tank dan peralatan pendukung. Kanada akan membeli 100 tank Leopard 2A4 dari Belanda untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang angkatan bersenjata Kanada, dan akan segera dikirim ke Kanada setelah selesainya persetujuan antara kedua pemerintahan. AD Belanda mempertahankan 110 tank Leopard 2A6.

Pada April 2007, Kanada membeli sampai dengan 100 tank Leopard dari AD Belanda dan menyewa 20 Leopard 2A6M dari AD Jerman. Krauss-Maffei Wegmann GmbH (KMW) mengirimkan tank pertama yang disewa pada Agustus 2007 dengan upgrade pada sistem perlindungan ranjau dan lapis baja “slat”. Tank ini dikirim ke Afganistan pada Agustus 2007.

Pada Desember 2006, diumumkan bahwa Singapura membeli 66 Leopard 2A4 yang diperbarui dari AD Jerman, ditambah 30 tank. Tank-tank ini akan mulai beroperasi untuk AD Singapura pada 2008.

Pada Oktober 2007, Portugal membeli 37 Leopard 2A6 dai AD Belanda, dan akan dikirim pada 2008-2009.

Krauss-Maffei Wegmann GmbH mengembangkan sistem proteksi ranjau untuk Leopard 2, mengikuti definisi konsep yang dibuat oleh gabungan beberapa negara Jerman, Swiss, Belanda, Swedia dan Norwegia, di bawah pimpinan dari agensi procurement Jerman BWB. Pesanan untuk upgrade sistem proteksi ini dilakukan pada September 2003 untuk modifikasi 15 Leopard 2A6 milik AD Jerman dan 10 Leopard 2A5 milik Swedia. Tank pertama yang menggunakan proteksi ini dikirim pada Juli 2004. Modifikasinya terdiri dari penambahan elemen lapis baja di lantai tank, sistem penglihatan baru dan penyusunan ruangan untuk amunisi. Percobaan dilakukan pada Februari 2004, menunjukkan dengan sistem ini, awak Leopard 2 dapat selamat tanpa cidera dengan adanya ledakan ranjau di bawah tank.

Pengembangan terbaru untuk Leopard 2 oleh Krauss-Maffei Wegmann GmbH adalah seri dengan model teknologi baru untuk mendukung suasana perdamaian, Leopard 2 PSO (Peace Support Operation). Leopard 2 PSO diperkenalkan secara resmi pada 2006.


Sejarah

Pengembangan MBT Leopard 2 merupakan proyek yang dimulai pada 1960an. Pada saat itu Jerman dan AS masih bekerja sama dalam program MBT-70, maka proyek Leopard 2 mendapat prioritas rendah.

Ketika Jerman dan AS mengembangkan MBT/KPz-70, perjanjian mereka tidak mengijinkan program tank nasional paralel, tetapi ketika Leopard 1 diperkenalkan pada 1965, Porsche mendapatkan kontrak untuk mengembangkan komponen untuk meningkatkan efektivitas pertempuran menurut standar MBT/KPz-70. Program ini berjalan hingga 1967, ketika kotrak berakhir, dan menjadi terkenal dengan sebutan 'Vergoldeter Leopard' atau 'Gilded Leopard'. Ketika keretakan pada kerjasama Jerman/AS untuk pengembangan MBT/KPz-70 muncul pada 1967, Menteri Pertahanan Jerman memutuskan untuk melanjutkan pengembangan 'Vergoldeter Leopard', yang kemudian dikenal dengan ‘Keiler’ (Babi Hutan Liar).

gambar
gambar
Purwarupa Leopard 2, pada fase pengembangan berbeda. Total 17 purwarupa dibuat, dengan suspensi, turret dan persenjataan yang berbeda

Krauss-Maffei dari Munich dipilih sebagai kontraktor utama, dengan Porsche untuk pengembangan sasis dan Wegmann pada turret. Pada 1969 dan 1970, dua purwarupa (ET 01 dan ET 02), keduanya dilengkapi dengan mesin 10 silinder MB 872, yang dibuat untuk ujicoba dan evaluasi. Pada akhir 1969, dengan berakhirnya pengembangan tank gabungan Jerman/AS, Jerman memutuskan untuk menggunakan hasil pengembangan MBT/KPz-70. Hal ini adalah sebuah usaha untuk mengkombinasikan sapre part yang terbengkalai dari program MBT/KPz-70 dengan komponen tank eksperimental, dan kemudian dikenal dengan Eiler (Babi Hutan), tetapi tidak pernah sampai ke tahap purwarupa.

Pada awal 1970, Menteri Pertahanan Jerman merekomendasikan pengembangan 'Vergoldeter Leopard' yang dilanjutkan dengan adopsi mesin MTU yang awalnya dikembangkan untuk MBT/KPz-70 dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari pengalaman sebelumnya. Tujuh tank lain dipesan, dengan Krauss-Maffei dipilih lagi sebagai kontraktor utama.

Purwarupa pertama yang dihasilkan sangat mirip dengan Leopard 1A4, tetapi dengan sebuah haluan berbentuk baji dan sebuah knalpot yang dipindah ke bagian belakang. Roda-nya berasal dari MBT/KPz-70 dan “return rollers”-nya dari Leopard 1. Mesinnya juga berasal dari MBT/KPz-70, mesin empat-tak multi-bahan-bakar berpendingin-air 12 Silinder MTU MB-873 Ka-500 , bersama dengan generator 20 kW, gearbox, filter udara dan sistem pendingin dan rem, membentuk sistem kompak yang dapat dengan mudah diganti dan dipasang selama 15 menit. Sepuluh dari tujuhbelas turret dipasangi meriam utama 105mm, sedangkan yang lainnya (tujuh) dipasangi meriam 120mm, keduanya dibuat oleh Rheinmetall.

Ketika analisis pertama dari perang Yom Kippur 1973 diperoleh, menjadi semakin jelas bahwa penambahan proteksi lapis baja merupakan faktor penting di masa yang akan datang. Hasilnya adalah keputusan untuk mengupgrade Leopard 2 menjadi MLC 60 (Military Loading Class 60 tons), yang akan memungkinkan penambahan lapis baja, dan modifikasi turet dengan lapis baja multi-lapis. Hasilnya adalah terobosan besar pada program Leopard 2 dan menjadi langkah pertama pada Leopard 2AV.

Selama 1973, negosiasi antara Jerman dan AS dimulai untuk standarisasi komponen tertentu pada MBT kedua negara. Sebagai hasilnya, pada 1976 disetujui untuk studi bagaimana Leopard 2 dapat dimodifikasi untuk memenuhi performa dan batasan AS. Berdasarkan keinginan Jerman dan AS, Porsche, Krauss-Maffei, dan Wegmann mendesain dan membuat Leopard 2 AV (Austere Version)


gambar
Purwarupa Leopard 2 Austere Version

Modifikasi termasuk lapis baja multi-lapis baru (seperti lapis baja “Chobham” milik Inggris, yang terdiri dari lapis baja dan keramik) pada hull dan sebuah turret baru dengan sistem kendali penembakan yang lebih canggih. Dua sasis dan tiga turret dibuat, dan siap pada 1976. Purwarupa pertama mempunyai turret dengan sistem kendali penembakan Hughes dan meriam utama 105mm L7A3. Purwarupa kedua dilengkapi dengan meriam yang sama, tetapi dibuat agar mengadopsi meriam utama Rheinmeta;; 120mm. Turret ketiga memakai kendali penembakan German, termasuk EMES 13 dan digunakan untuk program uji coba Jerman. Turret tambahan juga dibuat dan identik dengan turret ketiga, tetapi memakai meriam utama Rheinmetall 120mm dari awal.

Leopard 2 AV sebenarnya awalnya diuji pada waktu yang sama daengan XM1, tetapi program modifikasi Jerman menghabiskan waktu yang lebih ama dari yang diperkirakan. AD AS sedang melakukan evaluasi terhadap purwarupa XM1 yang dibuat oleh Chrysler dan General Motors, dan akhirnya memilih purwarupa dari Chrysler untuk pengembangan se=kala penuh.

Akan tetapi, Purwarupa Jerman tiba di AS pada akhir Agustus 1976 dan uji perbandingan antara purwarupa Leopard 2AV dan XM1 dilakukan di Aberdeen Proving Grounds, berlangsung hingga Desember 1976. AD AS melaporkan bahwa Leopard 2AV dan XM1 setara pada sistem penembakan dan mobilitas, tetapi XM1 lebih baik dalam hal perlindungan lapis baja. Setelah uji perbandingan ini, purwarupa Leopard 2V dikembalikan ke Jerman untuk evaluasi.

Pada September 1977 Menteri Pertahanan Jerman secara resmi memutuskan untuk mulai memproduksi 1.800 Leopard 2, yang akan dikirim dalam lima bagian (batch). Krauss-Maffei dipilih menjadi kontraktor utama dan manager sistem. MaK menjadi sub kontraktor dan produksi dibagi di antara dua perusahaan tersebut, 55% untuk Krauss-Maffei dan 45% untuk MaK. Wegmann, sebagai integrator turret, mempunyai tanggung jawab penuh untuk koordinasi kendali penembakan EMES 15. KEndali penembakan EMES 15 dikembangkan oleh Hughes bekerja sama dengan Krupp Atlas Elektronik, dengan meriam utama performa-tinggi “smooth-bore” 120mm dari Rheinmetall.

Tanpa keraguan, pada saat mulai produksinya (1979), Leopard 2 merupakan tank tercanggih di dunia. Jerman sukses dalam mendesain sebuah tank yang sangat hebat di semua tiga area desaintank, mobilitas, daya tembak dan proteksi lapis baja.

Setelah ini, desainer tank hanya mampu sukses dalam dua area desain tank. Chieftain milik Inggris, mempunyai daya tembak dan lapis baja yang bagus, tapi mobilitasnya tidak memadai. Yang lain, AMX-30 milik Perancis, mempunyai mobilitas dan daya tembak yang bagus, tetapi lemah di lapis bajanya.

No comments:

Post a Comment